Saturday, July 31, 2010

Pelajar-pelajar Elite Bekerja Sebagai Pelacur

Beberapa remaja putri berstatus pelajar yang berasal dari keluarga elite atau kaya ternyata menyambi atau mempunyai pekerjaan sambilan sebagai pelacur. Para pelajar sekolah favorit di Surabaya ini memasuki dunia prostitusi kelas tinggi dengan tarif antara Rp 500.000-Rp 800.000 untuk sekali kencan. Cara menjaring mangsanya adalah dengan memanfatkan fasilitas chating di internet dan situs jejaring sosial Facebook.



Hal tersebut terungkap saat Unit I Sat Pidum Reskrim Polwiltabes Surabaya membongkar sindikat prostitusi yang melibatkan remaja usia 15 tahun-18 tahun. Para anggota sindikat ini bukan remaja-remaja dari keluarga miskin melainkan para warga Surabaya yang juga pelajar SMA dan SMK favorit alias sekolah elite.
AKBP Anom Wibowo, kasat Reskrim Polwiltabes Surabaya, Minggu (31/1), menjelaskan, selain mereka sebenarnya ada mahasiswi dan karyawati yang terlibat tetapi dari segi usia tidak menyalahi hukum. “Hanya yang di bawah umur 18 tahun yang bisa dijerat Pasal 2 junto 17 UU Nomor 21 tahun 2007 (tentang Perdagangan Orang, Red) dan Pasal 88 UU nomor 23 tahun 2002 (tentang Perlindungan Anak, Red),” katanya
Fakta bahwa para pelajar menyambi sebagai pelacur itu berasal dari keluarga mampu dan mapan diketahui setelah tujuh pelaku prostitusi diperiksa di lantai III Gedung Sat Reskrim Mapolwiltabes Surabaya. Lima di antaranya ternyata pelajar sekolah-sekolah favorit, yaitu EL, FT, MD, LS, dan RS. Polisi kemudian meminta orangtua masing-masing ke mapolwiltabes untuk menjemput anak mereka. ”Para orangtuanya datang bermobil. Mereka terkejut dengan ulah anak-anaknya. Bahkan ada yang histeris ketika tahu anaknya terlibat prostitusi,” ungkap salah satu penyidik.



Tingkat kemapanan ekonomi mereka juga terlihat dari cara berpakaian, ponsel yang dipakai, dan asal sekolah, yaitu sekolah negeri dan swasta favorit. Alasan para pelajar itu terlibat prostitusi karena ikut-ikutan agar “gaul” dan bisa mendapatkan uang saku lebih banyak.

Polisi mengamankan dua tersangka, yaitu germo bernama Endry Margarini alias Vey (20), warga Dukuh Kupang Timur; dan Ach Afif Muslichin (21), warga Candi, Sidoarjo. Vey, yang sedang hamil sembilan bulan ditangkap pada hari Sabtu (30/1) siang.

Beberapa jam setelah ditangkap, Sabtu sore, Vey dibawa ke RS Polri Moh Dahlan, di belakang Gedung Sat Reskrim, untuk melahirkan. ”Dia melahirkan secara operasi caesar. Anaknya laki-laki tapi belum menikah alias tanpa suami,” tambah Anom.

Kedua tersangka ditangkap di rumah masing-masing setelah polisi menggerebek kamar 514 Hotel Malibu, di Jl Ngagel. ”Selama dua pekan pengintaian kami melihat banyak remaja putri nongkrong kemudian kami ikuti. Ternyata mereka melakukan tindakan prostitusi,” imbuh AKP Arbaridi Jumhur, kanit I Pidum, yang mendampingi Anom.

Hasil pemeriksaan didapat dari pria hidung belang berinisial DR, dia mengaku membooking LS lewat internet melalui akun Facebook. Akun milik Vey itu dilengkapi foto-foto gadis-gadis yang dijual. Adapun komunikasi dilakukan calon pembooking via chating melalui Yahoo Messenger (YM) dengan operator Afif.

Setelah sepakat, DR atau para pria hidung belang lain menunggu di hotel, dan didatangi pelacur-pelacur belia berstatus pelajar. Setelah “bekerja” para gadis akan menemui Afif atau Vey untuk bagi hasil. Menurt Afif, mereka memperoleh 50 persen, sedangkan 10 persen lainnya dibagi antara Afif dan Vey. ”Saya biasanya dapat Rp 100.000,” lanjut Afif. Wah, mau jadi apa negara kita kalau para pelajarnya seperti ini.

Kejadian-kejadian KONYOL Yang ONLY IN INDONESIA (Ngakaaakkk abiz)

Mungkin kita sudah sering melewati sudut2 berbagai kota yang ada di Indonesia, selagi jalan-jalan, cuci mata, menikmati pemandangan. Tetapi seringkali kita melewatkan berbagai hal yang kalau diperhatikan, sebenarnya kocak dan lucu. Hehe… mari kita buktikan dalam bentuk foto-foto unik ini.

Hanya di Indonesia ada kasus seperti ini

Hanya di Indonesia si Mc Erot

Hanya di Indonesia ada yg jual ES PANAS

Hanya di Indonesia ada peringatan kyk gini (sbnrnya “Gunakan Listrik seperlunya” tapi ada yg jail hapus hurufnya)

Hanya di Indonesia kotak suratnya kaya gini

Hanya di Indonesia anak majikan dianggap sebagai herder

Hanya di Indonesia ada Pecel Lele pake listrik

Hanya di Indonesia yang ngejalanin “aturan untuk dilanggar”

Hanya di Indonesia ada larangan merokok seperti ini

Hanya di Indonesia yg memadukan IT dengan cara Tradisional

Hanya di Indonesia supirnya ada yg bekas penulis puisi

Hanya di Indonesia binatang malu difoto ama manusia

Hanya di Indonesia ada ancaman kyk gini

Hanya di Indonesia ada Bis Kota yg bisa dimakan

Hanya di Indonesia orang bisa jadi Polisi n jadi Tukang Becak dalam waktu yg bersamaan

Hanya di Indonesia ada anjing yang berani gigit ketua RT, dimumkan pula.

Hanya di Indonesia ada yg jual Lemon Tea bentuknya kyk gitu. Bentar2, dimana tea-nya??

Hanya di Indonesia ada Asbak terbesar sejagat raya

Hanya di Indonesia terjadi Pedamaman

Hanya di Indonesia kita bisa nabung sembari makan bakso

Hanya di Indonesia yang punya merek mobil seperti ini

Hanya di Indonesia yang punya nama tempat seperti ini

Hanya di Indonesia ada yang bisa menyaingi KFC (Kentucky Fried Chicken)

Hanya di Indonesia ada minuman berdosa

Hanya di Indonesia ada yg jual menu minuman kyk gini

Hanya di Indonesia ad kasus konyol seperti ini

Hanya di Indonesia ada cabang Starbucks Coffee buat kalangan bawah

Hanya di Indonesia ada yg jual Switter

Hanya di Indonesia yang pake peringatan meyakinkan pembelinya kyk gini

Hanya di Indonesia Nokia mendistribusikan produk sendalnya

Hanya di Indonesia motornya bisa dinaekin lebih dari 5 orang

Hanya di Indonesia yang mempuyai kembaran Presiden US

Hanya di Indonesia dimana Kasih sayang seorang Ibu bisa kalah dengan kasih sayang seorang Pembantu

Hanya di Indonesia ada orang yg curhat saat banjir

Hanya di Indonesia ada marka jalan sesat kyk gn

Hanya di Indonesia mahasiswa bisa ngambil jurusan Tambel Ban

Hanya di Indonesia ada peringatan untuk mengedarkan Narkoba (melarang untuk tidak mengedarkan = harus mengedarkan?? )

Hanya di Indonesia orang sampe harus dilarang untuk tidur di bawah mobil

Ramalan Indonesia Akan Pecah di Tahun 2015

Djuyoto Memprediksi Tahun 2015 Indonesia Pecah. Beragam reaksi dan tanggapan muncul ketika wacana tentang masa depan Indonesia, yang juga dijadikan judul buku oleh Djuyoto Suntani, itu muncul dalam acara Dialog Kebangsaan berjudul Indonesia: Kemarin, Kini dan Esok sekaligus peluncuran buku tersebut. Komentar bernada pesimis, optimis, hingga rasa tidak percaya silih berganti diberikan oleh berbagai pihak yang hadir di Gedung Aneka Bhakti Departemen Sosial kemarin. Mungkinkah Indonesia benar-benar akan ‘pecah’ pada tahun 2015?

Djuyoto Suntani, sang penulis buku, menyatakan dalam bukunya paling tidak ada tujuh faktor utama yang akan menyebabkan Indonesia “pecah” menjadi 17 kepingan negeri-negeri kecil di tahun 2015. Kepingan negeri-negeri kecil itu sendiri menurutnya didirikan berdasarkan atas:
1. Kepentingan rimordial (kesamaan etnis),
2. Ikatan ekonomis (kepentingan bisnis),
3. Ikatan kultur (kesamaan budaya),
4. Ikatan ideologis (kepentingan politik), dan
5. Ikatan regilius (membangun negara berdasar agama).

Penyebab pertama adalah siklus tujuh abad atau 70 tahun. Dalam bukunya ia menuliskan;
“Seperti kita ketahui, semua yang terjadi di alam ini mengikuti suatu siklus tertentu. Eksistensi suatu bangsa dan negara juga termasuk dalam suatu siklus yang berjalan sesuai dengan ketentuan hukum alam. Dia mengambil contoh Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa pada abad 6-7 M di mana waktu itu rakyat di kawasan Nusantara bersatu di bawah kepemimpinannya. Memasuki usia ke-70 tahun kerajaan itu mulai buyar dan muncul banyak kerajaan kecil yang mandiri berdaulat. Alhasil, di awal abad ke-9 nama Kerajaan Sriwijaya hanya tinggal sejarah. Tujuh abad kemudian (abad 13-14 M) lahir Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur sekarang. Kerajaan besar itu berhasil menyatukan kembali penduduk Nusantara. Namun, kerajaan ini pun bernasib sama dengan Sriwijaya. Memasuki usia ke-70 pengaruhnya mulai hilang dan bermunculanlah kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Nama Majapahit pun hilang ditelan bumi. Tujuh abad pasca-jatuhnya Majapahit, di tahun 1945 (abad 20) rakyat Nusantara kembali bersatu dalam suatu ikatan negara bangsa bernama Republik Indonesia (abad 20-21). Tahun 2015 akan bertepatan RI merayakan HUT-nya yang ke-70″.

Dia pun menyatakan,
“Selama ini saya selalu optimis, tapi melihat perkembangan di lapangan, apa yang terjadi pada sesama anak bangsa, sungguh mengenaskan. Irama perpolitikan nasional dewasa ini mengisyaratkan hitungan siklus bersatu dan bubar dalam tujuh abad, 70 tahun tampaknya kembali terulang. Berbagai fenomena alam yang menguat ke arah bukti kebenaran siklus sudah banyak kita saksikan. Pertengkaran sesama anak bangsa, terutama elite politik, tidak kunjung selesai, tulis Djuyoto. Penyebab kedua, Indonesia telah kehilangan figur pemersatu bangsa. Setelah Ir Soekarno dan HM Soeharto, tidak ada tokoh nasional yang benar-benar bisa mempersatukan bangsa ini. Masing-masing anak bangsa selalu merasa paling hebat, paling mampu, paling pintar, dan paling benar sendiri. Para tokoh nasional yang memimpin negeri ini belum menunjukkan berbagai sosok negarawan karena dalam memimpin lebih mengutamakan kepentingan politik golongan/kelompok daripada kepentingan bangsa (rakyat) secara luas. Kehilangan figur tokoh pemersatu adalah ancaman paling signifikan yang membawa negeri ini ke jurang perpecahan”. Katanya tegas.

Pertengkaran sesama anak bangsa yang sama-sama merasa jago dan hebat, masing-masing punya kendaraan partai, punya jaringan internasional, punya dana/uang mandiri, punya akses, merasa punya kemampuan jadi Presiden; merupakan penyebab ketiga Indonesia akan pecah berkeping-keping menjadi negara-negara kecil. Masing-masing tokoh ingin menjadi nomor satu di suatu negara. Fenomena ini sudah menguat sejak era reformasi yang dimulai dengan diterapkannya UU Otonomi Daerah.

Salah satu penyebab Indonesia akan pecah di tahun 2015 karena adanya konspirasi global. Ada grand strategy global untuk menghancurkankeutuhan Indonesia. Ada skenario tingkat tinggi yang ingin menghancurkan Indonesia atau bahkan menghilangkan nama Indonesia sebagai negara bangsa, tegasnya. Konspirasi global ini, Djuyoto Suntani melihat, terus bergerak dan bekerja secara cerdas dengan menggunakan kekuatan canggih melalui penetrasi budaya, penyesatan opini, arus investasi, berbagai tema kampanye indah seperti demokratisasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender, modernisasi, kebebasan pers, kemakmuran, kesejahteraan, sampai pada mimpi-mimpi indah lewat bisnis obat-obatan terlarang dengan segmen generasi muda.

Penyebab utama kelima Indonesia akan”‘pecah” dalam penilaiannya adalah faktor nama. Apa yang salah dengan nama? Ternyata, nama Indonesia sesungguhnya berasal dari warisan kolonial Belanda yakni East-India atau India Timur alias Hindia Belanda. Kalangan tokoh politik Belanda tingkat atas malah sering menyebut Indonesia dengan singkatan: In-corporate Do/e-Netherland in-Asia atau kalau diartikan secara bebas nama Indonesia sama dengan singkatan Perusahaan Belanda yang berada di Asia. Pemberian nama Indonesia oleh Belanda memang memiliki agenda politik tersembunyi sebab Belanda tidak rela Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar. Nama orisinil kawasan negeri ini yang benar adalah Nusantara, yang berasal dari kata Bahasa Sansekerta Nusa (pulau) dan Antara. Artinya, negara yang terletak di antara pulau-pulau terbesar dan terbanyak di dunia sebab negara kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Bila para anak bangsa tahun 2015 mampu menyelamatkan keutuhan negeri ini sebagai satu bangsa, salah satu opsi adalah dengan penggantian nama dari Indonesia menjadi Nusantara. Nama Nusantara lebih relevan, orisinil, berasal dari jiwa bumi sendiri dan lebih membawa keberuntungan, pesan Djuyoto. Namun, karena perpecahan sudah di ujung tanduk, salah satu agenda dalam membangun komitmen baru sebagai bangsa dalam pandangannya adalah dengan cara (perlu direnungkan) mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara. Karena, nama memiliki arti serta memberi berkah tersendiri. Tidak hanya nama Indonesia yang bisa menjadi penyebab negeri ini pecah, nama Jakarta pun ternyata ikut berpengaruh terhadap keutuhan republik ini.

Nama Jakarta, Djuyoto mengungkapkan, memiliki konotasi negatif bagi sebagian besar masyarakat. Bila kita ingin menyelamatkan Indonesia dari ancaman perpecahan serta punya komitmen bersama untuk membawa negara ini menjadi negara besar yang dihormati dunia internasional, maka nama ibukota negara seyogianya dikembalikan kepada nama awalnya yaitu Jayakarta. Nama Jayakarta lebih tepat sebagai roh spirit Ke-Jaya-an Ibukota negara daripada nama Jakarta, sarannya.

Penyebab terakhir pecahnya Indonesia adalah gonjang ganjing pemilihan Presiden tahun 2014. Dia menyatakan dalam Pilpres 2009 bisa saja sejumlah tokoh yang kalah masih mampu mengendalikan diri tapi gejolak massa akar rumput yang berasal dari massa pendukung tidak mau menerima kekalahan jago pilihannya. Mereka lalu mempersiapkan diri untuk maju bertarung lagi pada Pilpres 2014. Pilpres 2014 adalah puncak ledakan dashyat gunung es yang benar-benar membahayakan integrasi Indonesia. Menurut Djuyoto dari informasi yang ia peroleh di seluruh penjuru Tanah-Air, indikasi karena gengsi kalah bersaing dalam Pilpres Indonesia lantas mengambil keputusan radikal dengan mendeklarasikan negara baru bukanlah sekedar omong kosong tapi akan terbukti. Pergolakan alam negeri ini seperti gunung es yang tampak tenang di permukaan namun setiap saat pasti meletus dengan dashyat.

Djuyoto Suntani menjelaskan, pada Pilpres 2014 bakal bermunculan figur dari berbagai daerah yang mulai berani bertarung memperebutkan kursi RI-1 untuk bersaing dengan tokoh nasional di Jakarta. Para tokoh daerah sudah dibekali modal setara dengan para tokoh nasional di Jakarta. Jika mereka kalah dalam Pilpres 2014, karena desakan massa pendukung, opsi lain adalah mendirikan negara baru, melepaskan diri dari Jakarta. Gonjang ganjing Indonesia sebagai bangsa akan mencapai titik didih terpanas pada Pilpres 2014. Jika kita tidak mampu mengendalikan keutuhan negeri ini, tahun 2015 Indonesia benar-benar pecah. Para Capres Indonesia 2014 yang gagal ramai-ramai akan pulang kampung untuk mendeklarasikan negara baru. Mereka merasa punya kemampuan, punya harga diri, punya uang, punya jaringan dan punya massa/rakyat pendukung. Perubahan dan pergolakan politik nasional pada tahun 2014 diperkirakan bisa lebih dashyat karena tidak ada lagi figur tokoh pemersatu yang dihormati dan diterima oleh seluruh bangsa.

Agar Indonesia tidak pecah, dia menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan bersatu. Dia berharap seluruh bangsa menyadari ancaman yang ada di depan mata dan kemudian saling bergandengan tangan bersatu untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa. Djuyoto bilang buku ini ditulis sebagai peringatan dini, sebagai salah satu wujud untuk berupaya menyelamatkan Indonesia dari ancaman kehancuran. Dengan adanya buku ini diharapkan semoga anak-anak bangsa mulai menyadari bahwa hantu Indonesia pecah sudah berada di depan mata. Kalau sudah paham, diharapkan mulai tumbuh kesadaran dari dalam hati lalu secara bersama-sama mengambil langkah untuk mencegah.

ke 17 negara itu antara lain.
1.Naggroe Atjeh Darrusallam : Banda Atjeh
2.Sumatra Utara : Medan
3.Sumatra Selatan : Lampung
4.Sunda Kecil : Jakarta
5.Jamar (Jawa Madura) : Surakarta
6.Yogyakarta : Yogyakarta
7.Kalimantan Barat : Pontianak
8.Kalimantan Timur : Samarinda
9.Ternate Tidore : Ternate
10.Sulawesi Selatan : Makassar
11.Sulawesi Utara : Manado
12.Nusa Tenggara : Mataram
13.Flobamora & Sumba: Kupang
14.Timor Leste : Dili
15.Maluku Selatan : Ambon
16.Maluku Tenggara : Tual
17.Papua Barat : Jayapura
18. Negara Riau Merdeka


Ditemukan Hewan yang Mirip Dewa Atlanis Aquaman




Foto-foto Paling Lucu dari Berbagai Belahan Dunia

Foto-foto ini diambil dari sudut yang kreatif sehingga menghasilkan foto-foto yang sangat lucu. Hehe…